Unggulan
Terkini
Lima Pilar dalam Tindakan: Menguatkan Dunia Medis Indonesia dengan Nilai-Nilai Pancasila
Di tengah kompleksitas tantangan kesehatan modern, nilai-nilai Pancasila ternyata menyimpan pedoman etika yang relevan dan aplikatif untuk menjaga martabat manusia dalam dunia medis.
Tekanan untuk Sukses Dini dan Risiko Burnout pada Anak Muda
Tekanan untuk sukses di usia muda semakin kuat akibat standar sosial dan media sosial yang menampilkan kesuksesan dini sebagai tolak ukur utama. Hal ini membuat banyak anak muda merasa tertinggal, membandingkan diri secara berlebihan, dan akhirnya me
Kepribadian tidak Tumbuh di Ruang Hampa: Peran Pola Asuh dalam Membentuk Diri
Di tengah ramainya media sosial, istilah pola asuh kini bukan lagi sekadar konsep psikologi, tapi ikut jadi bahan obrolan publik. Mulai dari gentle parenting yang penuh empati hingga pola asuh VOC yang identik dengan disiplin keras, semuanya seolah p
Pengaruh Musik Terhadap Emosi
musik, emosi, remaja, pengaruh musik, psikologi
Krisis Kualitas Pendidik Agama Islam
Taiching (Tai Chi) dapat dimaknai sebagai simbol keseimbangan dan ketenangan diri. Prinsip ini relevan dengan krisis kualitas pendidik agama Islam yang kerap terjebak pada tuntutan administratif dan formalitas, sehingga melupakan keseimbangan antara
Karya Sastra, Sistem Sastra, dan Bahasanya
Ketika kita membaca karya sastra, sesungguhnya kita sedang membaca sejarah bukan sejarah yang kaku, melainkan sejarah yang hidup melalui bahasa dan imajinasi.
Mengapa Plagiarisme Begitu Merajalela di Industri Otomotif China?
Melindungi hak kekayaan intelektual sangat sulit di China.
Selamatkan Jiwa Anak: Upaya Mengurangi Fenomena Fatherless
Meningkatknya fenomena fatherless di Indoneisa, gerakan ayah mengambil rapor menjadi solusi atau menambah ketidak percayaan diri pada anak?
Tabligh Akbar: Menguatkan Iman di Tengah Tantangan Zaman
Karang Taruna Gelar Tabligh Akbar dan Santunan Anak Yatim di Kebantenan, Pondok Aren.
Dominasi Bahasa Pria dalam Komentar Media Sosial
Media sosial kerap dianggap sebagai ruang bebas berekspresi, padahal bahasa di dalamnya sering mereproduksi nilai patriarki. Hal ini terlihat dalam komentar yang menormalisasi perselingkuhan sebagai kelemahan alami laki-laki, sehingga tanggung jawab